RAMADHAN TIBA
RAMADHAN AL MUBARAK SYAHRUL MAGHFIRAH
1. Panggilan Allah kepada hamba-hamba yang melampaui batas
Sesungguhnya bulan Ramadhan memiliki banyak keistimewaan dan kemuliaan melebihi bulan-bulan yang lainnya, di bulan ini Allah menurunkan rahmat yang berlimpah ruah kepada hamba-hamba-Nya yang beriman, menurunkan barakah dan maghfirah (ampunan). Allah menyeru hamba-Nya yang pernah melakukan maksiat supaya memohon ampun dan bertaubat dengan segera kepada-Nya. Allah memerintah kepada Nabi agar menyeru umatnya supaya segera bertaubat:
"Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu Kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi). Dan ikutilah sebaik-baik apa yang Telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sebelum datang azab kepadamu dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak menyadarinya, Supaya jangan ada orang yang mengatakan: "Amat besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah, sedang Aku Sesungguhnya termasuk orang-orang yang memperolok-olokkan (agama Allah ), Atau supaya jangan ada yang berkata: 'Kalau sekiranya Allah memberi petunjuk kepadaku tentulah Aku termasuk orang-orang yang bertakwa'." (QS Az Zumar: 53-57)
2. Pengertian taubat
Berkata Imam An Nawawi :
Berkata para ulama: Taubat itu wajib dari setiap dosa, apabila maksiat itu antara hamba dan Allah Ta'ala, tidak berhubungan dengan hak manusia, maka syarat taubatnya itu ialah:
1. Meninggalkan maksiat (dengan segera),
2. Menyesal atas perbuatan maksiat yang dilakukannya (sambil beristighfar/ memohon ampun kepada Allah agar dosa-dosanya diampuni),
3. Bertekad kuat untuk tidak kembali kepada maksiat yang telah dikerjakannya.
Apabila salah satu dari tiga syarat ini tidak terpenuhi (tidak terlaksana) maka taubatnya batal (tidak sah).
Dan apabila maksiat itu ada hubungannya dengan hak-hak anak Adam (manusia), maka syarat taubatnya menjadi empat, yaitu tiga syarat yang telah disebut di atas ditambah dengan satu syarat lagi yaitu membebaskan diri dari hak orang lain (menyelesaikan persoalannya dengan orang yang bersangkutan). Apabila hak itu berupa harta atau sejenisnya maka wajib mengembalikan kepadanya. Apabila berupa tuduhan zina atau sejenisnya maka ia harus memberikan kesempatan kepadanya untuk menghukumnya atau meminta maaf kepadanya (Firman Allah dalam surat An Nur ayat 4). Jika berupa gunjingan, maka dia harus meminta kehalalannya daripadanya. Dan wajib melakukan taubat dari semua dosa. Jika taubat dari sebagian dosa, maka taubatnya sah menurut ahli haq dari dosa itu saja. Dan tinggal kewajiban taubatnya dari sebagian dosa yang lainnya. (Kitab Riyadhus Shalihin, Bab Taubat)
3. Perintah Allah untuk segera bertaubat
"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan nabi dan orang-orang mukmin yang bersama Dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah Kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS At Tahrim, 66:
4. Sunnah Rasulullah dalam taubat
Rasulullah ` bersabda,
“Demi Allah, sesungguhnya aku membaca istighfar (minta ampun) dan bertaubat kepada Allah tiap hari lebih dari 70 kali.” (HR Bukhari & Ahmad)
Syaddad bin Aus berkata: Telah bersabda Rasulullah `: Kepala dari bacaan Istighfar (Sayyidul Istighfar) adalah:
"Ya Allah, Engkau Tuhanku, tiada tuhan kecuali Engkau, Engkau menjadikan diriku, dan aku hambaMu, dan tetap pada janjiMu dan perintahMu, sekuat tenagaku aku berlindung kepadaMu dari kejahatan perbuatanku, aku mengakui nikmat karuniaMu kepadaku, dan mengakui pula dosa-dosaku, maka ampunkan bagiku, sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau." (HR Bukhari)
Berkata Abu Bakar ra: Wahai Rasulullah, ajarkanlah aku satu do’a yang dengannya aku berdo’a di dalam shalatku. Lalu bersabdalah beliau : Katakanlah (ucapkanlah):
“Ya Allah, sesungguhnya aku telah mendzalimi diri dengan kedzaliman yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa melainkan Engkau, maka ampunilah daku dengan satu pengampunan dari sisi Engkau dan rahmatilah daku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang.” (HR Bukhari & Muslim)
Dari Ibnu Umar ra, ia berkata, kami menghitung dalam satu majlis Rasulullah mengucapkan:
“Ya Allah, ya Tuhanku. Ampunilah segala dosaku dan terimalah taubatku. Sesungguhnya Engkau, Engkaulah Yang Maha Penerima taubat dan Engkau Yang Maha Penyayang.” Sebanyak 100 kali. (HR Abu Daud)
5. Luasnya ampunan dan rahmat Allah
“Sesungguhnya Allah membentangkan tangan rahmat-Nya pada waktu malam, supaya bertaubat orang yang telah melanggar perintah-Nya pada siang hari, juga mengulurkan tangan kemurahan-Nya pada waktu siang supaya bertaubat orang yang berdosa pada waktu malam. Keadaan itu tetap berlangsung hingga matahari terbit dari barat.” (HR Muslim & Ahmad)
“Sesungguhnya Allah tetap menerima taubat hamba-Nya selama roh belum sampai di tenggorokan (hampir mati).” (HR Tirmidzi, Ahmad & Ibnu Majah)
Allah berfirman: “Aku selalu bersama hambaku apabila ia ingat kepadaKu, dan bibirnya bergerak menyebut namaKu.” (HR Ahmad & Ibnu Majah)
“Allah berfirman: “Wahai anak Adam! Sesungguhnya selagi engkau masih mau berdo’a dan berharap kepadaku, niscaya Aku selalu mengampuni dosa-dosamu dengan tiada mempedulikan dosa itu. Wahai anak Adam! Walau engkau berbuat keburukan hingga keburukan itu memenuhi semua tempat sekalipun, niscaya Aku akan mengampuni keburukan dan dosa-dosamu.” (HR Tirmidzi)
6. Kegembiraan Allah menerima taubat hamba-Nya
Dari Abu Hamzah Anas bin Malik Al Anshari, pelayan Rasulullah `, dia berkata:
"Sungguh Allah itu lebih bergembira dengan taubat seorang hamba-Nya daripada (kegembiraan) salah seorang di antara kamu yang menemukan untanya setelah menghilang di hamparan tanah yang luas tanpa air dan tumbuhan." (HR Bukhari & Muslim)
Dalam riwayat Muslim disebutkan: "Sungguh Allah lebih bergembira dengan taubat seorang hamba-Nya ketika dia bertaubat kepada-Nya, daripada (kegembiraan) salah seorang kamu yang mengendarai untanya di hamparan tanah luas yang tidak ada air dan tumbuhannya (padang pasir). Tiba-tiba untanya menghilang, padahal makanan dan minuman ada padanya. Kemudian ia berputus asa untuk bisa menemukannya kembali. Lalu ia mendatangi sebuah pohon dan berbaring di bawah bayang-bayangnya. Dia sungguh telah berputus asa dari untanya. Tatkala dia dalam keadaan seperti itu tiba-tiba ia mendapatkan untanya berdiri di hadapannya. Maka segera ia pegang tali kendalinya. Kemudian dia berkata karena sangat gembiranya: Ya Allah, Engkau hambaku dan aku adalah tuhan-Mu. Dia salah ucap karena terlalu bergembira."
"Ya Allah, ampunkanlah bagi kami dosa-dosa kami, dan dosa kedua ibu bapa kami, dan berilah rahmat kepada mereka sebagaimana mereka telah memelihara kami di masa kecil kami dahulu. Dan ampunilah dosa-dosa seluruh kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminan, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia. Ya Allah, ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia (kebaikan ilmu dan ibadah), dan kebaikan di akhirat (surga), dan peliharalah kami dari siksa api neraka. Dan sejahterakanlah ke atas Nabi Muhammad, keluarganya, dan sahabat-sahabatnya semuanya. Maha Suci Tuhanmu yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan, dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul, dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam."